( MIND MAPPING DALAM METODE QUANTUM LEARNING )
Oleh : Rusniati Dassir
Dalam proses belajar siswa mendapatkan pertambahan materi
berupa informasi mengenai teori, gejala, fakta ataupun kejadian-kejadian.
Informasi yang diperoleh akan diolah oleh siswa. Proses pengolahan informasi
melibatkan kerja sistem otak, sehingga informasi yang diperoleh dan telah
diolah akan menjadi suatu ingatan.
Ingatan
merupakan suatu proses biologi, yaitu pemberian kode-kode terhadap informasi
dan pemanggilan informasi kembali ketika informasi tersebut dibutuhkan. Pada
dasarnya ingatan adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan membedakan
manusia dari mahluk hidup lainnya. Ingatan memberikan titik-titik rujukan pada
masa lalu dan perkiraan pada masa depan. Ingatan merupakan reaksi kimia
elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran inderawi dan
disimpan dalam jaringan saraf yang sangat rumit dan unik di seluruh bagian
otak. Ingatan dibentuk melalui berfikir, bergerak dan mengalami hidup
(rangsangan inderawi). Semua pengalaman yang dirasakan akan disimpan dalam
otak, kemudian akan diolah dan diurutkan oleh struktur dan proses otak mengenai
nilai dan kegunaannya.
Berdasarkan
tahapan evolusi, otak pada mahluk hidup terbagi menjadi tiga bagian yaitu,
batang atau otak reptilia (Primitif). Sistem limbic atau otak mamalia, dan
neokorteks. Masing-masing berkembang dalam waktu yang berbeda dalam sejarah
evolusi mahluk hidup. Perkembangan evolusi pertama adalah otak reptile memiliki
peranan yang berkaitan dengan insting pertahanan hidup, bernafas, mencari
makan, dan dorongan untuk mengembangkan spesies.Manusia memiliki unsur-unsur
yang sama dengan reptilia dan otak reptil merupakan komponen kecerdasan
terendah dari manusia ( Bobbi de Poter dan Hernacki, 1999:26-28 ). Lebih lanjut
Taufik Bahaudin ( 1999: 42 ) menjelaskan, disekeliling otak reptil terdapat
sistem limbik yang disebut sebagai otak mamalia atau paleo mamalian, otak ini
berkaitan dengan perasaan atau emosi, memori, bioritmik dan sistem kekebalan.
Sistem limbik memungkinkan untuk merekam suatu kejadian yang menyenangkan.
Bagian ketiga, neokorteks atau otak neomamalian, otak ini terbungkus dibagian
atas dan sisi-sisi sistem limbik. Otak neomamalian memiliki kemampuan belajar,
berbicara, mengembangkan kreativitas, memehami angka-angka, memecahkan masalah
dan dapat menentukan perilaku dalam berhubungan dengan orang atau mahluk lain
ataupun dengan lingkungan.
Otak merupakan
organ tubuh yang kompleks. Otak manusia merupakan otak yang paling sempurna
dibandingkan dengan otak binatang lainnya termasuk otak binatang mamalia, otak
manusia memiliki kemampuan untuk belajar oleh karena itu otak manusia dapat
dikatakan sebagai otak belajar. Hal ini yang dapat membedakan otak manusia
dengan otak binatang mamalia terletak pada fungsi sistem limbik.
Sistem limbik
pada otak binatang mamalia hanya digunakan hanya untuk hal-hal yang sederhana
seperti kemampuan binatang merekam sesuatu yang meyenagkan dan tidak
meyenangkan. Sedangkan sistem limbik pada manusia memiliki fungsi yang sangat
kompleks. Otak manusia terbagi atas cereblal cortex disebut neo cortex, basal
ganglia, sistem limbik, otak tengah, batang otak, dan otak kecil. Neocortex
disebut juga “the thinking cap” atau otak berfikir atau otak rasional yang
sekaligus menjadi bagian otak luar yang menutupi bagian otak yang ada di dalam
yaitu sistem limbik. Neocortex meliputi 80 persen dari seluruh volume otak
manusia. Neocortex pada otak manusia memberikan kemampuan untuk berfikir,
berpersepsi, berbicara berprilaku dan sebagainya.
Sistem limbic atau disebut juga
sebagai otak emosional yang merupakan pusat otak yang berperan dalam
mengendalikan emosi. Sistem limbic berasal dari bahasa latin Limbus yang
artinya kerah atau cincin yang membungkus batang otak seperti kerah.Lebih
lanjut dijelaskan bahwa sistem limbic memberikan konstribusi yang mendasar terhadap
proses belaja, yaitu melakukan peran vital dalam meneruskan informasi yang
diterima kedalalm memori. Sistem limbic juga terkait dengan peran thalamus dan
hypothalamus yang berperan dalam mengatur suhu tubuh, keseimbangan kimia tubuh,
detak jantung, tekanan darah dan seks. Sistem limbic merupakan pusat pengaturan
emosi seperti marah, senang, rasa lapar, haus, kenyang dan lainnya. Sistem
limbic juga terlibat dalam bekerjanya sistem ingatan,l yaitu pengiriman
informasi dari ingatan berjangka pendek ke ingatan jangka panjang.
Neocortex atau cerebral cortex terbagi
menjadi dua belahan, yaitu belahan otak
kanan dan belahan kiri. Masing-masing kedua belahan ini bertanggung
jawab terhadap cara berpikir dan masing-masing memiliki spesialisasi dalam
kemampuan – kemampuan tertentu (Bobbi de Porter dan Hernacki,1999:28). Belahan
otak kanan terkait mengenai gambar, imajinasi, warna, ritme dan ruang. Otak
kiri berkenaan dengan angka-angka, kata-kata, logika, urutan atau daftar dan
rincian–rincian.
Secara umum otak kiri memainkan
peranan penting dalam pemrosesan logika.kata-kata, matematika dan urutan atau
yang disebut sebagai otak yang berkaitan dengan pembelajaran akademis. Otak
kanan berkaitan dengan irama, rima, musik. Gambar dan imajinasi atau yang
disebut sebagai otak berkaitan dengan aktivitas kreatif. Kedua belahan otak ini
dihubungkan oleh corpus collosum yang secara konstan manyeimbangkan pesan-pesan
yang datang dan menggabungkan gambar yang abstrak dan holistik dengan pesan
kongkret dan logis.
Sebagian besar orang hanya menggunakan
otak kirinya sebagai berkomunikasi dan perolehan informasi dalam bentuk verbal
ataupun tertulis. Bidang pendidikan, bisnis, dan sains cenderung yang digunakan
adalah otak belahan kiri. Dalam proses belajar siswa selalu dituntut untuk
mempergunakan belahan otak kiri ketika menerima materi pelajaran. Materi
pelajaran akan diubah dan diolah dalam bentuk ingatan. Terkadang siswa tidak
dapat mempertahankaan ingatan tersebut dalan jangka waktu yang lama. Hal itu
disebabkan karena tidak adanya keseimbangan antara kedua belahan otak yang
akhirnya dapat menimbulkan terganggunya kesehatan fisik dan mental seseorang.
Untuk menyeimbangkan kecenderungan
salah satu belahan otak maka diperlukan adanya masukan musik dan estetika dalam
proses belajar. Masukan musik dan estetika dapat memberikan umpan balik positif
sehingga dapat menimbulkan emosi positif yang membuat kerja otak lebih efektif
( Bobbi de Porter dan Hernacki.1999:38 )
Informasi yang diperloleh siswa dalam
bentuk materi pelajaran akan diolah dan dismpan menjadi sebuah ingata. Ingatan
jangka pendek yang diubah menjadi sebuah ingatan jangka panjang memerlukan
keterlibaan kerja sistim limbic. Siswa menginginkan matri pelajaran yang
diterima dalam proses belajar menjadi se buah ingatan jangka panjang. Siswa
melakukan berbagai hal untuk menyimpan ingatan tersebut menjadi ingatan jangka
panjang, salah satunya dengan mencatat materi pelajaran yang telah dipelajari,
Mencatat merupakan salah satu usaha
untuk meningkatkan daya ingat. Otak manusia dapat menyimpan segala sesuatu yang
dilihat, didengar dan dirasakan. Tujuan pencatatan adalah membantu mengingat
informasi yang tersimpan dalam memori tanpa mencatat dan mengulangi informasi,
siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang diajarkan.
Umumnya siswa membuat catatan
tradisional dalam bentuk tulisan linier panjang yang mencakup seluruh isi
materi pelajaran, sehingga catatan terlihat sangat monoton dan membosankan.
Umumnya catatan monoton akan menghilangkan topik-topik utama yang penting dari
materi pelajaran.
Otak tidak dapat langsung mengolah informasi
menjadi bentuk rapi dan teratur melainkan harus mencari, memilih, merumuskan
dan merangkainya dalam gambar-gambar, simbol-simbol, suara, citra, bunyi dan
perasaan sehingga informasi yang keluar satu persatu dihubungkan oleh logika,
diatur oleh bahasa dan menghasilkan arti yang dipahami. Teknik mencatat dapat
terbagi menjadi dua bagian. Pertama catat, tulis, susun (CTS), yaitu teknik
mencatat yang mampu mensinergiskan kerja otak kiri dengan otak kanan, sehingga
konsentrasi belajar dapat meningkat sepuluh kali lipat. Catat , tulis , susun ,
menghubungkan apa yang didengaran menjadi poin-poin utama dan menuliskan
pemkiran dan kesan dari materi pelajaran yang telah dipelajari (Bobbi de
Portyer dan Hernacki, 1999: 152).
Teknik mencatat kedua, pemetaan pikiran (mind mapping), yaitu
cara yang paling mudah untuk memasuk informasi kedalam otak dan untuk kembali
mengambil informasi dari dalam otak. Peta pemikiran merupakan teknik yang
paling baik dalam membantu proses berfiki otak secara teratur karena
menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat
untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka potensi otak.
Mind merupakan
gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan yang timbul bila otak
(brain) hidup dan sedang bekerja. Lebih lanjut Bobbi de Porter dan Hernacki
(199: 152) menjelaskan, peta pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan
otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk
membentuk suatu kesan yang lebih dalam.
Dalam buku Quantum Learning yang dimaksud sebenarnya
sebagai mind mapping adalah Peta pikiran yaitu teknik
meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi
ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya.
Pemetaan pikiran merupakan teknik
visualisasi verbal ke dalam gambar. Peta pikiran sangat bermanfaat untuk
memahami materi, terutama materi yang diberikan secara verbal. Peta pikiran
bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang
akhirnya dapat membantu merekam, memnperkuat, dan mengingat kemabli informasi
yang telah dipelajari.
Peta pikiran (mind mapping) adalah
satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran
memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri
seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka kan memudahkan
seserorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara
tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan
sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.
Peta pikiran
yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena
berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya.
Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada
saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas guru dalam
proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar
siswa terutama dalam proses pembuatan mind mapping.
Quantum merupakan interaksi yang
mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Learning merupakan seperangkat metode
dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur. Quantum learning
berakar dari uapaya Dr. Georgi Lozanov, seorang psikolog yang berupaya
mengembangkan prinsip yang disebut “suggestology” atau “suggestopedia.
Menurutnya sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar dan setiap detil
keadaan apapun memberikan sugesti positif atau negative (Bobbi de Porter, 1999:
14).
Proses belajar yang dialami seseorang
sangat bergantung kepada lingkungan tempat belajar. Jika lingkungan belajar
dapat memberikan sugesti positif, maka akan baik dampaknya bagi proses dan
hasil belajar, sebaliknya jika lingkungan tersebut memberikan sugesti positif
maka akan buruk dampak nya bagi proses dan hasil belajar. Lingkungan belajar
yang baik akan memberikan kekuatan AMBAK (apa manfaatnya bagiku) dalam diri
siswa. Jika siswa memiliki kekuatan tersebut, maka siswa akan termotivasi untuk
melakukan kegiatan
Motivasi merupakan kekuatan atau daya.
Motivasi merupakan suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri
individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak
disadari.
Motivasi dapat muncul karena adanya
sugesti positif dari siswa sebagai akibat dari lingkungan belajar yang
menyenangkan. Suasana dan keadaan ruangan kelas menunjukkan arena belajar yang
dapat mempengaruhi emosi sehingga sugesti-sugesti tersebut menjadi cahaya yang
mampu menjadi lokomotif yang dapat membangkitkan energi belajar. Sebagaimana
rumus fisika yang terkenal dengan rumus kuantum E = mc2 , energi merupakan masa
kali kecepatan cahaya kuadrat.Tubuh secara fisik dapat diartikan sebagai materi
Agar menghasilkan banyak energi cahaya, maka siswa berusaha menjalin interaksi,
hubungan dan inspirasi (Nandang Hidayat , 2004).
Quantum Learning Memadukan
Suggestology, neuroligistik (NLP) dan mempercepatan belajar dengan teori.
Neuroligistik (NLP), yaitu suatu penelitian yang mengkaji bagaimana otak
mengatur informasi yang ada. Adanya hubungan antara keterlibatan emosi, memori
jangka panjang dan belajar. Neuorolinguistik dapat digunakan untuk menciptakan
jalinan pengertian diantara siswa dan guru (Bobbi de Porter dan Hernacki,
1999:14).
Neuro-Linguistik Programming (NLP),
berbicara mengenai bagaimana cara pengendalian fisiologis bisa mempengaruhi
atau mengendalikan emosi dan otak. Tinggi rendahnya kemampuan fisiologis ini
tergantung pada tinggi atau rendahnya tingkat kesehatan tubuh. Secara sederhana
NLP berperan melalui pengendalian fisiologis yang baik dapat meningkatkan atau
mengembangkan pola pikir yang lebih baik. Pola pikir yang membuat perilaku
seseorang sehari-hari menjadi kompetitif, mampu mencapai hasil kerja yang luar
biasa dan pada akhirnya akan membuat seseorang mencapai kehidupan yang lebih
baik dan bernilai.
Daniel Goleman menjelaskan, seseorang
dalam menjalani kehidupan dan belajar bukan saja melibatkan IQ tetapi juga
melibatkan emosi Suasana dan pikiran, kekuatan emosi), bekerja sama dalam
pikiran dan rasional, mengaktifkan atau menonaktifkan pikiran sehingga dapat
menuntun keputusan seseorang setiap waktu. IQ tidak dapat bekerja pada
puncaknya jika tidak ada keterlibatan emosional (Bobbi de Porter dkk,2000:22)
Perpaduan quantum learning lainnya
adalah pemercepatan belajar (accelerated learning), merupakan seperangkat
metode dan teknik pembelajaran yang memungkinkan anak didik dan kecepatan yang
mengesankan, tetapi melalui upaya normal dengan penuh keceriaan. Belajar
quantum menyatukan permainan. Hiburan, cara berfikir dan bersikap positif.
Kebugaran fisik dan kesehatan emosional yang terpelihara dan dikemas secara
sinergis dalam aktivitas pembelajaran mendorong terjadinya pemercepatan belajar.
Berdasarkan uraian pengertian quantum
learning pada bab – bab sebelumnya dalam buku dapat ditarik kesimpulan bahwa quantum
learning adalah suatu metode belajar yang memadukan antara berbagai sugesti
positif dan inteksinya dengan lingkungan yang dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang menyenangkan serta munculnya
emosi sebagai keterlibatan otak dapat menciptakan sebuah interaksi yang baik
dalam proses belajar yang akhirnya dapat menimbulkan motivasi yang tinggi pada
diri seseorang sehingga secara langsung dapat mempengaruhi proses belajar.
Teknik Peta Pikiran (mind mapping) yang
dimaksuddkan dalam buku ini sebenarnya dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Prestasi belajar yang
dimaksudkan disini adalah puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil
keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan. Hasil
belajar siswa dapat meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan
psikomotorik (tingkah laku). Salah satu tes yang dapat melihat pencapaian hasil
belajar sisiwa adalah dengan melakukan tes prestasi belajar. Tes prestasi
belajar yang dilaksanakan oleh siswa memiliki peranan penting, baik bagi guru
ataupun bagi siswa yang bersangkutan. Bagi guru, tes prestasi belajar dapat
mencerminkan sejauh mana materi pelajaran dalam proses belajar dapat diikuti
dan diserap oleh siswa sebagai tujuan instruksional. Bagi siswa tes prestasi
belajar bermanfaat untuk mengetahui sebagai mana kelemahan-kelemahannya dalam
mengikuti pelajaran.
Mind mapping
atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi
berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan
catatan. Peta pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak monoton karena mind
mapping memadukan fungsi kerja otak secara bersamaan dan saling berkaian satu
sama lain. Sehngga akan terjadi keseimbangan kerja kedua belahan otak. Otak
dapat menerima informasi berupa gambar, simbol, citra, musik dan lain lain yang
berhubungan dengan fungsi kerja otak kanan.
Pembelajaran konvensional adalah
pembelajaran yang memusatkan kegiatan belajar pada guru. Siswa hanya duduk,
menengarkan dan menerima informasi. Cara penerimaan informasi akan kurang
efektif karena tidak adanya proses penguatan daya ingat, walaupun ada proses
penguatan yang berupa pembuatan catatan, siswa membuat catatan dalam bentuk
catatan yang monoton dan linear.
Penggunaan
metode pembelajaran yan sesuai sangat menentukan keberhasilan belajar siswa.
Dengan metode pembelajaran yang yang sesuai siswa dapat mencapai prestasi
belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan dalam
dirinya. Metode quantum learning adalah metode yang sangat tepat untuk
pencapian hasil belajar yang diinginkan dan untuk pengembangan potensi siswa.
proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh emosi di dalam dirinya, emosi
dapat mempngaruhi pencapaian hasil belajar apakah hasilnya baik atau buruk. Metode
pembelajaran kuantum berusaha menggabungkan kedua belahan otak yakni otak kiri
yang berhubungan dengan hal yang bersifat logis (seperti belajar) dan otak
kanan yang berhubungan dengan keterampilan (aktivitas kreatif).
Salah
satu teknik mencatat yang dikembangkan dalam metode pembelajaran kuantum adalah
teknik pemetaan (mind mapping). Dengan digunakannya mind mapping maka akan
terjadi keseimbangan kerja kedua belahan otak. Dengan adanya teknik mind
mapping atau pemetaan pikiran diduga prestasi siswa akan meningkat.
Metode Quantum Learning dengan Teknik Peta Pikiran
sebenarnya dapat berpengaruh terhadap kreativitas (sikap kreatif siswa). Kreativitas disini yang dimaksud
adalah segala potensi yang terdapat dalam setiap diri individu yang meliputi
ide-ide atau gagasan-gagasan yan dapat dipadukan dan dikembangkan sehingga data
menciptakan suatu produk yang baru dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
Kreativitas muncul karena adanya motivasi yang kuat dari diri individu yang
bersangkutan. Produk dari kreativitas dapat dihasilkan melalui serangkaian
tahapan yang memerlukan waktu relatif lama. Secara efektif individu kreatif
memiliki ciri rasa ingin tahu yan besar, tertarik terhadap tugas-tugas majemuk
yang dirasakan sebagai tantangan, berani mengambil resiko untuk membuat
kesalahan, mempunyai rasa humor, ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.
Penulis
mengatakan bahwa mind mapping dapat menghubungkan ide baru dan unik dengan ide
yang sudah ada , sehingga menimbulkan adanya tindakan spesifik yang dilakukan
oleh siswa. dengan penggunaan warna dan simbol –simbol yang menari akan
menciptakan suatu hasil pemetaan pikiran yang baru dan berbeda. Pemetaan
pikiran merupakan salah satu produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa dalam
kegiatan belajar
Siswa
cenderung membuat catatan dalam bentuk linier dan panjang sehingga siswa
mengalami kesulitan dalam mencari pokok ataupun point-point materi pelajaran
yang telah dipelajari. Dalam metode konvensional siswa tidak banyak terlibat
baik dari segi berfikir dan bertindak. Siswa hanya menerima informasi yang
telah diberikan oleh guru tanpa adanya keterlibatan kegiatan psikomotoriknya.
Sistem
limbic pada otak manusia memiliki peranan penting dalam penyimpanan dan
pengaturan informasi (memori) dari memori jangka pendek menjadi memori jangka
panjang secara tepat. Dalam proses belajar, siswa meginginkan materi pelajaran
yang diterima menjadi memori jangka panjang sehingga ketika materi tersebut
diperlukan kembali siswa dapat mengingatnya. Belahan neocortex juga memiliki
peranan penting dalam penguatan memori. Belahan otak kiri yang berkaitan dengan
kata-kata, angka, logika, urutan, dan rincian (aktivitas kademik). Belahan otak
kanan berkaitan dengan warna, gambar, imajinasi, dan ruang atau disebut sebagai
aktivitas kreatif. Jika kedua belahan neocortex ini dipadukan secara bersamaan
maka informasi (memori) yang diterima dapat bertahan menjadi memori jangka
panjang. Mind mapping merupakan teknik mencatat yang memadukan kedua belahan
otak. Sebagai contoh, catatan materi pelajaran yang dimiliki siswa dapat
dituangkan melalui gambar, simbol dan warna. Mind Mapping mewujudkan harapan
siswa untuk memori jangka panjang. Materi pelajaran yang dibuat dalam bentuk
peta pikiran akan mempermudah sistem limbic memproses informasi dan
memasukkannya menjad memori jangka panjang.
Berdasarkan
analisa dari penulis resensi ini bahwa keuntungan lain penggunaan catatan mind mapping yaitu membiasakan siswa
untuk melatih aktivitas kreatifnya sehingga siswa dapat menciptakan suatu
produk kreatif yang dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Hal lain yang
berkaitan dengan sistim imbik yaitu peranaannya sebagai pengatur emosi seperti
marah, senang, lapar, haus dan sebagainya. Emosi sangat diperlukan untuk
menciptakan motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang tinggi dapat menambah
kepercayaan diri siswa, sehingga siswa tidak ragu dan malu serta mau
mengembangkan potensi-potensi yang terdapat dalam dirinya terutama potensi yang
berhubungan dengan kreativitas. Pemetaan pikiran yang terdapat dalam
pembelajaran kuantum adalah salah satu produk kreatif bentuk sederhana yang
dapat dikembangkan. Dengan teknik mencatat pemetaan pikiran diduga
kreatifitas(sikap kreatif) siswa akan meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar